08 Maret 2009

Mahasiswa Tolak Intervensi Asing dalam Pemilu 2009

Banda Aceh, (Analisa)

Puluhan mahasiswa yang berasal dari Pema Unsyiah dengan tegas menolak intervensi asing dalam Pemilu 2009 ini, khususnya di Aceh. Intervensi asing itu merupakan ikutsertanya pemantau asing yang diperkirakan akan hadir di Aceh pada pemilu nanti.

Penolakan adanya intervensi asing ini langsung disampaikan kalangan mahasiswa lewat sebuah unjukrasa di Kantor Komite Independen Pemilihan (KIP) Aceh, sambil menggelar poster dan berorasi akan penolakan intervensi asing tersebut.

Presiden Pemerintah Mahasiswa (Pema) Unsyiah, Hendra Koeswara dalam orasinya menyatakan, Pemilu 2009 adalah secercah harapan bagi rakyat Indonesia pada umumnya dan Aceh pada khususnya. Apalagi pemilu kali ini menyangkut dengan masa depan Aceh setelah lama didera konflik.

Dengan adanya berbagai intimidasi yang kerap terjadi di kalangan masyarakat, Pema Unsyiah memberikan apresiasi terhadap komitmen beberapa pihak yang menginginkan pemilu damai di Aceh, namun sangat disayangkan seandainya sampai harus ada pemantau asing di Aceh. “Apalagi dengan pernyataan Gubernur Irwandi Yusuf yang terlihat sudah sangat tendensius menginginkan kedatangan pemantau asing di Aceh,” ujarnya.

Padahal, lanjut Hendra, sebagai pemimpin yang langsung mendapatkan mandat dari rakyat Aceh seharusnya Gubernur Irwandi Yusuf lebih mengutamakan pemantau pemilu tersebut berasal dari rakyat Aceh sendiri. Seperti melibatkan pegiat-pegiat LSM dan mahasiswa sendiri sebagai pemantau Pemilu 2009. “Sebenarnya ada apa dengan gubernur kita hari ini? tanya Hendra bernada heran.

Kehancuran

Dikatakan, kenyataan di berbagai negara yang perpolitikannya diintervensi asing selalu berbuah kehancuran. Tidak mungkin ada negara asing yang mau melakukan sesuatu terhadap negara lain tanpa kepentingan mereka yang harus diakomodir nantinya.

Tidak mustahil mereka menginginkan nantinya “pesan-pesan” mereka harus diakomodir dalam menjalankan pemerintahan Aceh nantinya. Jasa yang telah mereka berikan akan membuat Pemerintah Aceh ke depannya tidak berdaya terhadap keinginan dari pihak asing yang ingin kebijakannya dipakai di Aceh. Apalagi sudah terlalu banyak negara-negara yang diintervensi kebijakan dalam negerinya setelah mereka membantu negara tersebut.

“Dalam konteks ke-Aceh-an tentu kita tidak menginginkan kebijakan Aceh ke depan diintervensi pihak asing. Sebagai bangsa di negara yang berdaulat tentu kita tidak ingin hidup di bawah bayang-bayang orang lain, melainkan kita harus hidup di atas kaki kita sendiri,” ujar Hendra.

Apabila berbicara dalam kaitannya dengan Aceh sebagai daerah Syariat Islam, lanjut Hendra, tentu semua pihak tidak menginginkan kejadian-kejadian yang pernah dilakukan oleh pihak-pihak asing pasca tsunami seperti pemurtadan dan pendangkalan aqidah terjadi lagi ketika hadirnya mereka kembali di Pemilu 2009 di Aceh.

Untuk itu Pema Unsyiah meminta agar seluruh pemangku kepentingan dapat mewujudkan pemilu damai di Aceh. Karenanya, Pema Unsyiah secara tegas menolak kehadiran pemantau asing di Aceh. “Kami juga meminta agar KIP menolak kehadiran pemantau asing di Aceh dan membuat surat rekomendasi kepada KPU Pusat untuk menolak hadirnya pemantau asing di Aceh,” tegas Hendra sebagaimana yang tertuang dalam pernyataan sikap Pema Unsyiah.

Pema Unsyiah juga mengimbau kepada seluruh mahasiswa Aceh agar dapat terlibat dalam proses pengawasan pemilu dalam rangka mewujudkan pemilu damai di Aceh. Hal ini dilakukan sebagai wujud nyata kepedulian mahasiswa untuk mengawal proses Pemilu 2009 di Aceh agar dapat berjalan tanpa adanya intervensi dari pihak manapun. (irn)

sumber : http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=8646:mahasiswa-tolak-intervensi-asing-dalam-pemilu-2009&catid=42:nad&Itemid=112

Comments :

ada 0 komentar ke “Mahasiswa Tolak Intervensi Asing dalam Pemilu 2009”
free7