21 Maret 2009

TPS di seluruh Indonesia terbagi menjadi TPS aman, TPS Rawan-1, dan TPS Rawan-2. Polri menyatakan jumlah personilnya sudah pas,

TPS di seluruh Indonesia terbagi menjadi TPS aman, TPS Rawan-1, dan TPS Rawan-2. Polri menyatakan jumlah personilnya sudah pas, sehingga tidak perlu ada penambahan lagi.

Jelang 40 hari menuju Pemilu 2009, Komisi I DPR menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Menkopolhukam, Mendagri, Menhan, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, Kepala BIN, Dirjen Hukum Perjanjian Internasional Deplu, serta Dirjen Imigrasi Depkumham.

Menkopolhukam Widodo AS menjelaskan ada beberapa faktor yang harus dijalankan agar pelaksanaan pemilu 2009 dapat berjalan dengan lancar. Pertama, diperlukan peran lembaga independen sebagai penyelenggara dan pengawas pemilu. Lalu, ada semangat kompetisi yang sehat antar peserta pemilu, dan terciptanya situasi keamanan yang kondusif baik sebelum pelaksanaan sampai hari H.

Menurut Widodo, rencana operasional pengamanan pemilu diserahkan sepenuhnya kepada Polri. Hal ini sesuai dengan kedudukan Polri sebagai institusi pelaksana pengamanan. Konsep operasi tersebut diantaranya, Operasi Kepolisian Terpusat, yang dilaksanakan oleh Mabes Polri, Satgas Polda yang dibantu oleh TNI, dan Mitra Kamtibmas lainnya. “Selain itu, dilakukannya proses preventif atau pencegahan dengan dukungan dari intelijen dan penegak hukum,” katanya.

Ia memaparkan dari 611.636 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di seluruh Indonesia, terbagi menjadi tiga kategori, yakni TPS aman berjumlah 529.430, TPS Rawan-1 berjumlah 61.705, dan TPS Rawan-2 berjumlah 20.501. Untuk pengamanan melibatkan 371.614 personil Polri, 24.260 personil TNI, dan 1.223.272 personil Perlindungan Masyarakat (Linmas). “Pengamanan terbuka dan tertutup terhadap obyek atau lokasi, pendistribusian logistik dan pengamanan Pilpres sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya.

Anggota Komisi I Abdillah Toha mempertanyakan tingkat kerawanan tiga jenis TPS sebagaimana dijelaskan oleh Menkopolhukam. Menurut Abdillah, posisi rawan tidaknya suatu daerah harus dinyatakan dengan jelas, agar masyarakat dapat memahami.

“Dari paparan Pak Menteri, berarti ada sekitar 80 ribu TPS yang dianggap rawan, TPS Rawan-1, sekitar 60 ribu buah dan 20 ribu TPS Rawan-2. Untuk itu saya mau tanya, kategori rawan yang dimaksud seperti apa, dan bagaimana langkah-langkahnya agar daerah rawan tersebut pemilu dapat berjalan dengan lancar?” tanyanya.

Pertanyaan serupa juga dilontarkan Anggota Komisi I Happy Bone. Menurut politisi asal Partai Golkar ini, Pemilu 2009 nanti merupakan pemilu yang paling kompleks. Pasalnya, euforia masyarakat terkesan kurang tertata. Hal tersebut menurutnya, terlihat dari beberapa Pilkada yang telah terjadi. “Yakni siap menang daripada kalah,” katanya.

Pemahaman tersebut dapat memicu terjadinya konflik, padahal Pemilu 2009 membutuhkan biaya yang mahal, yakni sebesar Rp25 Trilyun. Selain itu, kondisi masyarakat Indonesia yang masih banyak pengangguran juga menjadi faktor yang dapat menimbulkan konflik. “Untuk itu perlu adanya kejelasan assessment tentang bagaimana sesungguhnya gambaran ancaman yang diperkirakan akan muncul,” katanya.

NAD tidak aman

Sebagai institusi yang melakukan pengamanan, Kapolri Bambang Hendarso Danuri menyatakan siap melaksanakan tugas. Kesiapan itu dintujukkan dengan mengerahkan sekitar 216 ribu personil Polri untuk pengamanan pemilu. Bukan hanya itu, personil Polri tersebut juga dibantu oleh Satuan Petugas Pusat dan Satuan Petugas Daerah yang berbentuk pasukan Brimob dan pasukan Dalmas Polda serta Dalmas Polres.

“Hingga ada sepertiga kekuatan yang tidak dilibatkan, dan duapertiganya lagi dilibatkan. Jumlah personil yang ditugaskan sudah fix, karenanya kami tidak mau berubah, jika nantinya jumlah personil berkurang tidak masalah.” katanya.

Menurutnya, ada satu daerah yang tidak ada TPS berkategori aman, letaknya di Nagroe Aceh Darussalam. Ia menyatakan, TPS tersebut diganti namanya menjadi TPS kurang aman. BHD menjelaskan kategori rawan-1 diartikan ketidakamanan daerah dari letak geografisnya. Sedangkan rawan-2 tingkat keamanan daerahnya lebih kecil. “Yaitu tingkat gangguan kriminilitasnya tinggi, kemudian hal-hal yang sangat spesifik yang kaitannya dengan perkembangan situasi, konflik horizontal dan vertikal terjadi di wilayahnya,” ujarnya.

Ia mengatakan ada pola pengamanan masing-masing di tiga jenis TPS tersebut. Untuk TPS Aman, komposisinya satu orang polisi, dua linmas dengan satu TPS. Untuk TPS Rawan-1 komposisinya, dua anggota Polri, dua Linmas dengan dua TPS. Sedangkan untuk Rawan-2, komposisinya dua polisi, empat Linmas dan satu TPS. “Sehingga total jumlah kebutuhan linmas dua kali lipat bahkan bisa empat kali lipat dari kebutuhan polri, totalnya 1.223.272 orang,” pungkasnya.

(Fat)

Comments :

ada 0 komentar ke “TPS di seluruh Indonesia terbagi menjadi TPS aman, TPS Rawan-1, dan TPS Rawan-2. Polri menyatakan jumlah personilnya sudah pas, ”
free7