28 Juni 2009

Wacana Pilpres Satu Putaran Dinilai Berbahaya

June 27, 2009 by pemiluindonesia.com

Boni Hargens

Boni Hargens

Bahkan wacana Pemilu Presiden satu putaran itu berbahaya.

Kampanye Pemilihan Presiden satu putaran dinilai tidak rasional. Penilaian itu diperkuat dengan beberapa alasan untuk menyangkal kampanye Pemilihan Presiden satu putaran.

Pernyataan itu disampaikan pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens, dalam diskusi “Pilpres Satu Putaran, antara Urgensi dan Problematik” di Hotel The Acacia, Jakarta Pusat, Jumat, 26 Juni 2009.

“Alasan pertama, sikap pemilh kita yang sangat mudah berubah. Tidak ada pemilih yang setia,” kata Boni. Selain itu, swing voters yang ada di Indonesia masih sangat tinggi.

Alasan lain yang disampaikan adalah perubahan elektabilitas atau keterpilihan ketiga kandidat. “Saya menilai, kampanye satu putaran itu merupakan tindakan yang bertentangan dengan sikap moral. Itu merupakan penggiringan opini bagi para pemilih kita. Itu harus dihentikan,” ujar Boni.

Menurut Sekretaris Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), Muchtar Sindang, wacana Pemilu Presiden satu putaran itu berbahaya. Karena akan rawan terjadi kecurangan untuk mewujudkannya.

“Kalau kita melihat pengalaman-pengalaman pada pileg kemarin, banyak sekali terjadi kecurangan pemilu. Meskipun tidak bisa atau sulit dibuktikan,” kata Muchtar.

Kecurangan-kecurangan itu, lanjut dia, akan terkumpul dalam Pemilihan Presiden untuk mencapai satu putaran saja. Selain itu, Muchtar menilai, kampanye satu putaran ini menjadi hal yang mencurigakan. “Hal sesensitif ini dikampanyekan oleh lembaga survei. Jadi dimana independensi lemnbaga survei itu?” Muchtar mempertanyakan.

Sumber : Ismoko Widjaya, Eko Huda S ismoko.widjaya@vivanews.com
• VIVAnews

Comments :

ada 0 komentar ke “Wacana Pilpres Satu Putaran Dinilai Berbahaya”
free7